Newsletter

Seorang ibu muda baru saja melahirkan anak kedua. Perasaan pertama ketika membawa bayi pulang dari rumah sakit adalah dia merasa putra sulungnya yang berumur dua tahun jadi “nakal”. Kalau Si Adik dimandikan, Kakak menciprat-cipratkan air. Kalau Adik sedang disusui, Kakak menumpahkan seterikaan. Kalau pintu terbuka sedikit, Kakak kabur keluar. 

Ibu muda itu adalah saya. 

Bertahun-tahun kemudian, ketika mengelola sekolah, saya ingin lembaga pendidikan itu menjadi teman bagi orang tua muda dalam membesarkan kesayangan mereka.

Kelompok Bermain Tetum tidak menjadi sosok yang lebih pintar, tetapi sosok yang mengisi kehidupan keluarga muda. 

Tetum adalah anak bungsu saya. Ia saya lahirkan bersama teman-teman sebagai Tetum, dan kemudian saya adopsi menjelang usianya yang ke-10 menjadi Tetum Bunaya. Di usia menjelang 20 tahun ia tumbuh menjadi sosok yang hangat. Semoga ia bisa menjadi sahabat baik para orang tua muda.