Salam

Pada edisi lalu kami menyajikan tulisan tentang keterampilan mencuci tangan pada batita. Di nomor ini Kak Endah (Endah Widyawati) berbagi pengalaman tentang menulis buku Popop dan Popok..    

Tim Redaksi

 

Di Balik Popop dan Popok

“Sejak mendengar cerita Popop, Khansa ingin ke toilet sendiri,” kata seorang ibu. 

Alhamdulillah, saya bersyukur, cerita Popop dan Popok diterima dengan baik oleh sasaran pembacanya, yaitu anak berusia 2-4 tahun. Kegembiraan yang sama seperti ketika saya menerima foto Sofia (2 tahun), cucu keponakan saya, saat membaca buku Popop.

 

Buku itu saya tulis untuk tema kegiatan toilet (toilet training) di Kelompok Bermain pada tahun 2018. Saat itu saya dan Kakak-Kakak KB  merasa sulit mencari buku cerita berbahasa Indonesia tentang kegiatan bertoilet. Saya memberi huruf tebal pada kata “buku cerita”, karena yang kami butuhkan adalah buku fiksi, bukan buku penjelasan tentang bertoilet (nofiksi). Buku cerita lebih asyik, karena pesan disampaikan tersembunyi, dan anak-anak bisa membayangkan dirinya sebagai tokoh dalam cerita.

Cerita yang pertama berjudul Rahasia di Kebun. Dalam proses penulisan cerita itu, Kakak-Kakak KB melakukan riset tentang kotoran hewan yang ada di lingkungan Kelompok Bermain. Lucu sekali, Kak Aas, Kak Ratna dan Kak Diyah menulis deskripsi kotoran ikan, ayam dan kucing. Lalu saya membuat lukisan kolase batik yang saya tempel di kardus untuk masing-masing adegan. Mengapa batik? ya, karena saat itu sedang ada peringatan Hari Batik.

Dua tahun kemudian saya ingin mengubah cerita itu menjadi sebuah buku. Saya pun berkolaborasi dengan ilustrator Gina Eugenia. Gina banyak membuat ilustrasi untuk buku-buku terbitan Litara. Saya suka dengan gaya ilustrasi Gina yang ceria dan komunikatif. Saya memang ingin punya buku yang berkelas, sekalipun berbiaya tinggi dan tidak terbersit di pikiran akan menjadikan buku komersial. Bahkan file buku itu saya unggah di website saya dan siapa pun dapat mengunduhnya. 

Buku cerita untuk kisaran usia 2-4 tahun berbahasa Indonesia, dengan pemahaman tahap perkembangan yang khas di usia itu, sangat sedikit. Semoga Popop dan Popok dapat mengisi kekosongan khasanah literasi pembaca cilik Indonesia. Aamiin.

3 Tip Menulis Cerita

Bagaimana menulis cerita untuk batita yang sastrawi dan sesuai dengan tahapan perkembangan di usia itu.

^

Inspirasi

Ambil inspirasi dari kehidupan sehari-hari.

^

Konflik

Sekalipun untuk batita, sebuah cerita tetap perlu mengandung konflik. Tanpa konflik, kita tidak akan bisa berkomunikasi dengan seru saat membacakan.

^

Bahasa

Gunakan bahasa simpel dan hemat kata. Kata berulang akan baik.

Redaksi

Jl. Timbul IVB/1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta 12630

081385054568

kbtetum@sekolahtetum.org

Tim Penulis

 

  • Nurul Laily Al Arsyadhi
  • Endah Widyawati
  • Sri Ratna Sugiarti
  • Asenih Arsyad 

 

Edisi Berikutnya

 

Menanamkan Keteraturan

Pada edisi minggu depan kami akan berbagi tentang "Menanamkan Keteraturan".  Bagaimana anak usia batita mengenal sebuah keteraturan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.