Salam

Kegiatan berkebun untuk anak usia batita adalah satu kegiatan yang menyenangkan dan dapat dilakukan bersama keluarga.

Dalam newsletter ini Kak Lely (Nurul Laily Al Arsyadhi), pengajar Kelompok Bermain sekaligus Ibu dari Ken yang saat ini bersekolah di Kelas 3 SD Tetum Bunaya akan berbagi cerita tentang pengalaman berkebun bersama keluarga.  

Tim Redaksi

 

Berkebun Bersama Keluarga

Dulu, kegiatan berkebun bukan hal yang menyenangkan bagi saya. Kegiatan berkebun kami lakukan karena  Saya meyakini kegiatan berkebun baik untuk perkembangan Ken di usia batita. Saya amati tubuh Ken yang kecil mungil saat itu. Ia senang sekali berkeliling halaman rumah atau halaman sekolah Tetum. Saat itu kami tinggal di sebelah SD Tetum Bunaya.

 

Ketika ia masuk ke area kebun Tetum, pandangannya bergerak ke arah rerumputan, tanaman, bunga, dan sesekali ia mengejar kupu-kupu atau kumbang. Saya perhatikan ia nyaman sekali mengarahkan pandangannya ke bawah tanah dan sekitarnya. Saya membandingkan ketika Ken melihat kami orang dewasa, dia akan mendangakkan wajahnya ke atas untuk menyampaikan sesuatu.

Melihat ketertarikan Ken dengan kebun dan lingkungan sekitar, saya mengajak Ken untuk berkebun bersama. Saya menanam beberapa pohon di rumah. Ken ikut bolak balik mengambil air untuk menyiram tanaman, dan senang berjalan di area yang becek.  Saat berkebun saya melihat Ken sangat dekat dengan tanah, seperti iklan sabun cuci di televisi, tidak takut kotor.

Ken memakai baju yang sudah usang, karena saat mendampingi saya berkebun, ia akan banyak bermain air, dan terkena percikan tanah. Sesekali ia terjatuh, dan tubuhnya berlumuran tanah merah. Selagi Ken masih senang, saya cukup mendampingi dan mengarahkan bahwa tanah bukan sesuatu yang kotor atau menjijikan.

Saya juga menanam beberapa bunga untuk keindahan area kebun rumah. Saat bunganya tumbuh mekar, ia sering kali mendekat dan tertarik untuk memetik. Saat tangan mungil Ken mengarah ke area bunga saya berbisik “Mas, bunganya cantik ya… nanti kita ambil kalau bunganya sudah jatuh tertiup angin”.

Saya mengajak Ken berkeliling area kebun, mengambil bunga yang berjatuhan. Kami mengambil mangkuk besar lalu Ken memasukan bunga liar tersebut ke dalam mangkuk, dan ia tambahkan 1 kelas air. Ken senang sekali, dan kami meletakkan bunga tersebut di area meja makan.

Sampai saat ini memasuki usianya 8 tahun, Ken masih menikmati area kebun di halaman rumah. 

Manfaat Berkebun Bersama Anak

Ayah Bunda berkebun bersama anak dapat bermanfaat untuk tahap perkembangan anak.

Perkembangan Sensori

Ketika berkebun, anak dapat merasakan beragam tektrur langsung dari alam. Ia akan merasakan percikan air, merasakan tektur tanah, dan bebatuan yang ada di sekitar halaman.

Tanggung Jawab

Anak dapat kita beri tugas saat berkebun bersama. Seperti menyiram tanaman, dan mengembalikan peralatan pada tempatnya.

k

Perkembangan Bahasa

Ketika kita menyebutkan nama-nama tanaman, dan beragam kegiatan berkebun bersama anak, tanpa sadar dengan sendirinya mereka dapat mengucapkan semua kosa kata yang ada di area kebun rumah.

Redaksi

Jl. Timbul IVB/1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta 12630

081385054568

kbtetum@sekolahtetum.org

Tim Penulis

 

  • Nurul Laily Al Arsyadhi
  • Endah Widyawati
  • Sri Ratna Sugiarti
  • Asenih Arsyad 

 

Edisi Berikutnya

 

Menanamkan Keteraturan

Pada edisi minggu depan kami akan berbagi tentang "Menanamkan Keteraturan".  Bagaimana anak usia batita mengenal sebuah keteraturan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.